Pada keheningan malam ini saya teringat pengalaman yang tak kan pernah saya lupakan. Tiga hari sebelumnya saya dimintai tolong untuk menjadi panitia sebagai EO sebuah event…, saya menyetujui saja karena ada beberapa orang teman dekat saya yang ikut dan delapan puluh persen panitia yang dimintai tolong saya kenal, jadi saya tidak perlu kuatir akan kondisi yang paling tidak saya sukai yaitu berada pada lingkaran orang yang tidak saya kenal…
Saya lupa tanggal mainnya, yang jelas tempatnya Di Hotel Grasia Semarang dan pertama kali itu saya menginjakkan kaki ke hotel tersebut. Acara tersebut tentang musyawarah usaha kecil menengah seindonesia, buat kalangan pejabat dan para ekonom. Iseng2 saya tanya ke ibuk-ibuk pengusaha aksesoris yang sejenis dengan usaha saya (Edelweiss Aksesoris) dan alhamdulillah ibuk itu terbuka dan ramah menjawab pertanyaan saya…. Lumayan dapet ilmu.
Sebenarnya sejauh ini saya belum menceritakan hal yang tak terlupakan….
Hal pertama yang tidak bisa saya lupakan adalah dalam event tersebut saya bertemu dengan pegawai Bappeda kab. Semarang yang pernah saya tempati sebagai tempat PKL (Praktik kerja Lapangan ) saya senang sekali bisa bertemu dengan beliau, namanya Pak Sutrisno dan Bu Hera, Pak Trisno orangnya sangat teliti, baik, dan sabar. Sosok bapak yang bijak… denger-denger dia menjabat sebagai ketua RT di tempat tinggalnya hehe…
Bu Hera orangnya baik, rendah hati, suka ilmu agama, waktu PKL dulu sering diajak diskusi tentang agama, seperti hukum pernikahan, anak diluar nikah, halal-haram, hukum sholat dan berhijab yang benar… orang yang memberi petuah saya supaya lanjut ke S2. Untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya selagi muda dan nggak pacaran hihihi…
Next chapter sampai pada kisah sedih…. Siapa yang nggak sedih sampai sana saya telad dan tidak dibolehkan pake seragam, sampai bu hera waktu ketemu saya nanya “kok mares ndak pake seragam?” saya menjawab “tadi saya telad karena saya bimbingan skripsi dulu bu”. Nasib ndak pake seragam diluar dugaan saya, karena sebelumnya saya sudah ijin untuk datang telad dengan alasan yang jelas, tapi saya punya 1 temen yang lain. It’s oke…. Punya temen yang nggak dibolehin pake seragam sama tante X (nama samaran). Hehe
And than… semua berlalu, saya mencoba memberikan sikap dan layanan yang excellent dan mengambil banyak pelajaran, mengenai kesabaran,dan rasa nerimo lan legowo.
Waktu menuju pertengahan akhir event sampailah pada pencetakan sertifikat… (buat yang berburu sertifikat, sertifikat ini punya nilai buat ngelamar kerja besok) but… bad something happened…. Tante X merubah namaku sehingga sertifikat tidak sah… I knew from my friend who told me that he was try to saved my sertificate, but… he failed…, I just can smile… it’s oke saya bilang.dia yang senasib sama denganku melakukan aksi penyelamatan pertama.
pada jam istirahat makan siang saya dan teman-teman dekat saya yang sudah saya anggap keluarga berkumpul, reoni itu cukup mengobati obat kangen kumpul-kumpul sama temen-temen lama...
banyak yang tidak berubah, yang suka makan nambah tetep nambah, yang silent and cool abis tetep aja membeku dan hemat bicara, yang suka cari perhatian dan manja tetep aja gituh. hahaha... yang kelakuane aneh tetep aneh, yang jadi idola temen saya tetep jadi idol disana dan (masih) menjadi inspirator buat temenku, hehe...., saya sie seneng ambil gambar mereka hoho... kalo gambarnya bagus bisa jadi kebanggan sendiri dengan bilang "yang moto siapa?". dan saya merasa ada yang suka mendekati saya ketika saya berpindah tempat, dan saya mencoba menghindarinya, mungkin mau tanya kabar (biasanya). dan kayaknya dia sadar kemudian berhenti mengikutiku (nggak jadi nanya kabar karena jaraknya jauh). saya tidak ingin menghindar cuman saya tidak mengijinkan yang lain tau perasaanku waktu itu lagi nggak enak.
dalam acara itu Saya juga bertemu dengan sosok kakek yang begitu hangat, ketika saya tatap wajahnya ketika bercakap-cakap ia begitu menenteramkan, murah senyum, meski diusianya yang lanjut, dan pendengarannya yang berkurang dia orang yang ramah terhadap tamu dan rendah hati. Saya suka bercakap-cakap dengannya mengingatkanku pada sosok…. Bapak. Dia menjadi salah satu saksi kejadian kegagalan penyelamatan sertifikatku, beliau berkata “ kalau mau bikin sertifikat cetak saja nanti bisa saya tuliskan namanya” dia tersenyum dengan hangat dan saya mengangguk, belau disana sebagai penulis sertifikat, tulisannya indah, sayang saya lupa menanyakan namanya.
saya tidak ingin menulis panjang lebar, akan terasa membosankan pastinya, ini bagian cerita yang terakhir dan benar-benar yang terakhir…… saya bukan pencerita handal, jadi saya ringkas. Yang jelas orang yang kelihatannya disukai tante X mencoba melindungi saya dari terkamannya dengan mengajakku berbicara dan tidak ingin membiarkan saya sendiri, karena dialah yang merekomendasikan saya, mungkin dia merasa bertanggungjawab atas keselamatan saya, aksi penyelamatannya ini membuat saya semakin dilema, karena tatapan si tante semakin menakutkan, perkataannya semakin jelas tidak menyukaiku.
Jujur saya tidak suka perkataan sitante, ya Alloh.... kenapa siy harus membedakan panitia yang tidak memakai seragam dengan yang tidak(karena partner saya yang tidak pake seragam sudah pulang, tinggal saya sendirian yang tidak pake seragam) waktu event foto bersama. sebenere saya benar-benar tidak ingin berfoto dan pengen cepet-cepet pulang. tapi orang yang kelihatannya disukai tante X malah mengancam tidak ikut foto jika saya tidak ikut berfoto. akhirnya saya terpaksa ikut foto. Well the conclution is… hari itu adalah hari yang begitu indah… saya bisadapet ilmu dari ibu pengusaha, bertemu dengan pak trisno, bu hera, sosok bapak lanjut usia tadi yang mengingatkanku akan sosok bapak …. dan Kejadian pembelaan. i wish tante X suatu saat nanti bisa berubah. dan yang terpenting bagiku sosok tante X yang saya nilai adalah orang yang kuat, disiplin tinggi, pintar, mandiri dan cantik. Dia pasti punya alasan melakukan hal itu semua kepada saya.
Satu minggu setelah event itu saya bertemu dengan tante X sekarang ia begitu ramah terhadap saya, ia meminta saya untuk mengambil baju batik ke kantornya. Sebenarnya bukan nilai dari baju batik itu yang menggerakkan saya untuk mengambilnya. Namun pembuktian bahwa saya tidak kapok bertemu beliau. Waktu bertemu ia begitu hangat dan bersahabat dengan saya. Sungguh berkesan… apa yang terjadi dengan beliau… mungkin doaku dikabulkan sama Allah SWT. Amazing…
Saya lupa tanggal mainnya, yang jelas tempatnya Di Hotel Grasia Semarang dan pertama kali itu saya menginjakkan kaki ke hotel tersebut. Acara tersebut tentang musyawarah usaha kecil menengah seindonesia, buat kalangan pejabat dan para ekonom. Iseng2 saya tanya ke ibuk-ibuk pengusaha aksesoris yang sejenis dengan usaha saya (Edelweiss Aksesoris) dan alhamdulillah ibuk itu terbuka dan ramah menjawab pertanyaan saya…. Lumayan dapet ilmu.
Sebenarnya sejauh ini saya belum menceritakan hal yang tak terlupakan….
Hal pertama yang tidak bisa saya lupakan adalah dalam event tersebut saya bertemu dengan pegawai Bappeda kab. Semarang yang pernah saya tempati sebagai tempat PKL (Praktik kerja Lapangan ) saya senang sekali bisa bertemu dengan beliau, namanya Pak Sutrisno dan Bu Hera, Pak Trisno orangnya sangat teliti, baik, dan sabar. Sosok bapak yang bijak… denger-denger dia menjabat sebagai ketua RT di tempat tinggalnya hehe…
Bu Hera orangnya baik, rendah hati, suka ilmu agama, waktu PKL dulu sering diajak diskusi tentang agama, seperti hukum pernikahan, anak diluar nikah, halal-haram, hukum sholat dan berhijab yang benar… orang yang memberi petuah saya supaya lanjut ke S2. Untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya selagi muda dan nggak pacaran hihihi…
Next chapter sampai pada kisah sedih…. Siapa yang nggak sedih sampai sana saya telad dan tidak dibolehkan pake seragam, sampai bu hera waktu ketemu saya nanya “kok mares ndak pake seragam?” saya menjawab “tadi saya telad karena saya bimbingan skripsi dulu bu”. Nasib ndak pake seragam diluar dugaan saya, karena sebelumnya saya sudah ijin untuk datang telad dengan alasan yang jelas, tapi saya punya 1 temen yang lain. It’s oke…. Punya temen yang nggak dibolehin pake seragam sama tante X (nama samaran). Hehe
And than… semua berlalu, saya mencoba memberikan sikap dan layanan yang excellent dan mengambil banyak pelajaran, mengenai kesabaran,dan rasa nerimo lan legowo.
Waktu menuju pertengahan akhir event sampailah pada pencetakan sertifikat… (buat yang berburu sertifikat, sertifikat ini punya nilai buat ngelamar kerja besok) but… bad something happened…. Tante X merubah namaku sehingga sertifikat tidak sah… I knew from my friend who told me that he was try to saved my sertificate, but… he failed…, I just can smile… it’s oke saya bilang.dia yang senasib sama denganku melakukan aksi penyelamatan pertama.
pada jam istirahat makan siang saya dan teman-teman dekat saya yang sudah saya anggap keluarga berkumpul, reoni itu cukup mengobati obat kangen kumpul-kumpul sama temen-temen lama...
banyak yang tidak berubah, yang suka makan nambah tetep nambah, yang silent and cool abis tetep aja membeku dan hemat bicara, yang suka cari perhatian dan manja tetep aja gituh. hahaha... yang kelakuane aneh tetep aneh, yang jadi idola temen saya tetep jadi idol disana dan (masih) menjadi inspirator buat temenku, hehe...., saya sie seneng ambil gambar mereka hoho... kalo gambarnya bagus bisa jadi kebanggan sendiri dengan bilang "yang moto siapa?". dan saya merasa ada yang suka mendekati saya ketika saya berpindah tempat, dan saya mencoba menghindarinya, mungkin mau tanya kabar (biasanya). dan kayaknya dia sadar kemudian berhenti mengikutiku (nggak jadi nanya kabar karena jaraknya jauh). saya tidak ingin menghindar cuman saya tidak mengijinkan yang lain tau perasaanku waktu itu lagi nggak enak.
dalam acara itu Saya juga bertemu dengan sosok kakek yang begitu hangat, ketika saya tatap wajahnya ketika bercakap-cakap ia begitu menenteramkan, murah senyum, meski diusianya yang lanjut, dan pendengarannya yang berkurang dia orang yang ramah terhadap tamu dan rendah hati. Saya suka bercakap-cakap dengannya mengingatkanku pada sosok…. Bapak. Dia menjadi salah satu saksi kejadian kegagalan penyelamatan sertifikatku, beliau berkata “ kalau mau bikin sertifikat cetak saja nanti bisa saya tuliskan namanya” dia tersenyum dengan hangat dan saya mengangguk, belau disana sebagai penulis sertifikat, tulisannya indah, sayang saya lupa menanyakan namanya.
saya tidak ingin menulis panjang lebar, akan terasa membosankan pastinya, ini bagian cerita yang terakhir dan benar-benar yang terakhir…… saya bukan pencerita handal, jadi saya ringkas. Yang jelas orang yang kelihatannya disukai tante X mencoba melindungi saya dari terkamannya dengan mengajakku berbicara dan tidak ingin membiarkan saya sendiri, karena dialah yang merekomendasikan saya, mungkin dia merasa bertanggungjawab atas keselamatan saya, aksi penyelamatannya ini membuat saya semakin dilema, karena tatapan si tante semakin menakutkan, perkataannya semakin jelas tidak menyukaiku.
Jujur saya tidak suka perkataan sitante, ya Alloh.... kenapa siy harus membedakan panitia yang tidak memakai seragam dengan yang tidak(karena partner saya yang tidak pake seragam sudah pulang, tinggal saya sendirian yang tidak pake seragam) waktu event foto bersama. sebenere saya benar-benar tidak ingin berfoto dan pengen cepet-cepet pulang. tapi orang yang kelihatannya disukai tante X malah mengancam tidak ikut foto jika saya tidak ikut berfoto. akhirnya saya terpaksa ikut foto. Well the conclution is… hari itu adalah hari yang begitu indah… saya bisadapet ilmu dari ibu pengusaha, bertemu dengan pak trisno, bu hera, sosok bapak lanjut usia tadi yang mengingatkanku akan sosok bapak …. dan Kejadian pembelaan. i wish tante X suatu saat nanti bisa berubah. dan yang terpenting bagiku sosok tante X yang saya nilai adalah orang yang kuat, disiplin tinggi, pintar, mandiri dan cantik. Dia pasti punya alasan melakukan hal itu semua kepada saya.
Satu minggu setelah event itu saya bertemu dengan tante X sekarang ia begitu ramah terhadap saya, ia meminta saya untuk mengambil baju batik ke kantornya. Sebenarnya bukan nilai dari baju batik itu yang menggerakkan saya untuk mengambilnya. Namun pembuktian bahwa saya tidak kapok bertemu beliau. Waktu bertemu ia begitu hangat dan bersahabat dengan saya. Sungguh berkesan… apa yang terjadi dengan beliau… mungkin doaku dikabulkan sama Allah SWT. Amazing…
0 komentar:
Posting Komentar