Selasa, 30 Juli 2013

Posted by macippa On 23.51
kejadia ini berulang ketika awalnya saya akan memarkirkan sepeda motor pada hari minggu di area Car free day untuk menyelenggarakan cek kesehatan gratis... karena tanggal tua uang di saku saya pun menyusut entah kemana sehingga tidak mampu untuk membayar parkir saat itu.... ketika tukang parkir menagih uang yang saya miiki dan teman saya hanya tinggal 3ribu padahal satu motor biaya parkirnya 2ribu.
"mas niki" teman saya memberikan uang parkir dua ribu
"mbak kurang 2ribu, parkirnya satu motor 2ribu mbak"
"oh.... niki mas..." teman saya memberikan uang 3ribu
"mas, ngapunten nggeh... entene tigangewu"
karena saya tak bisa tinggal diam saya pun ikut menambahkan
"mas kurangnya tak bayar nanti, saya ngambil ATM dulu"
"yo wes mbak nggak popo"
akhirnya kami berdua berlalu dengan rasa geli menertawakan diri sendiri....

lalu kejadian itu pun kembali ketika akan mengambil makanan untuk takjil di KFC, di dalam perjalanan saya berbisik pada teman saya
"aku ndak bawa uang uang"
"aduh.... piye to mares, aku juga nggak bawa uang, tar uang parkire piye jal, mateng pora je?"
"oh, iya.... tar kita parkir ya... parkirnya bayar ya?"
"ya bayarlah mares, gimana jal??? semoga di dompetku masih ada uang"

setelah sampai tempat dan segeralah ia menggapai dompet dan akhirnya ia menemukan uang seribu rupiah kemudian ia langsung menunjukan kepasaku
"lihat ini mares, ini uang sakti"
ia menunjukan satu buah koin seribuan dengan muka sumringah

akhirnya... mulai saat itu, tersebutlah uang kion seribuan menjadi uang sakti....

Minggu, 28 Juli 2013

Posted by macippa On 06.02
namanya suharno, ia yatim piatu, buleknya sudah meninggal. entah berapa umurnya bekerja di tol. waktu menunjukan pukul 06.30 saya sampai dirumahnya untuk melakukan koordinasi terkait buka bersama di daerah persen. waaktu saya temui ia sedang memberi makan ternak ayam disamping rumahnya sedang ponakannya sedang merengek ingin diantarkan berangkat sekolah, dia orang yang rajin dan memiliki keiginan untuk membangun desanya menjadi daerah maju meskipun berasa dipinggiran. terlihat ketika saya memperkenalkan diri dari salah satu lembaga zakat ia mengajukan permohonan yang berkaitan dengan kepentingan desanya. salah satu pemuda luar biasa, perangainya yang hangat menyambut saya dan terlihat antusias membuat saya yakin bahwa ia orang yang tepat sebagai partner koordinasi. aku belajar darinya arti bekerja keras, tidak mencari posisi aman, ia berperan sebagai perubah, dia memperjuangkan kemajuan desanya, dan pembawaannya yang bersahabat, hal yang tidak bisa terlupakan.

selain mas suharno pada minggu ketiga saya menyelenggarakan event cek kesehatan gratis di car free day semarang saya menemui seorang wanita yanag mengidap pengakit cancer... dia terlihat tegar, dia sadar betul bahwa ia harus berhasil menjadi surviver... tidak ada waktu lagi buat manja-manja ia harus sadar gizi dan tidak boleh malas-malasan berolahraga... darinya aku belajar arti sadar diri... sadar potensi dan sadar kesehatan diri.

minggu pun terus mengalir berganti minggu selanjutnya menjelang minggu keempat.... saya bertemu seorang pria china yang hoby photograpy dan bersepeda... dia pria yang sempat ngobrol di stan cek kesehatanku minggu lalu sedikit minta dipoto dengan menggunakan kameranya, saya pun dengan senang mengambilkan poto dengan menggunakan kameranya.maklum say juga suka dengan dunia photography. minggu kemaren saya sudah berkenalan sedikit dengannya, makanya bagiku ia sudah agak akrab dengan kawan-kawan di stand. tanpa saya bercerita ia memperkenalan diri bahwa ia seorang china mualaf, sedang kembarannya adalaha non muslim. hal yang aku ambil pelajaran darinya adalah ia tetap menjaga hubungan keluarganya meskipun beda keyakinan.

ada banyak orang yang luar biasa disekitarku......

Rabu, 17 Juli 2013

Posted by macippa On 05.04
sudah sampai tanggal 17 juli 2013, itu berarti sudah dua minggu sejak MOU saya tandatangani...
saat ini saya mendapat kepercayaan menjadi koordinator buka bersama di daerah bangkong dan persen
yang menjadi tantangannya adalah jalan yang saya lalui tidaklah mudah.... tanjakan dan turunan yang saya laluo menuju desa tersebut begitu menantang. ini cocok bagi orang yang suka tantangan,,,,

setelah beberapa hari saya survey dan mencoba untuk membangun koordinasi dengan warga setempat... agak sulit, karena sebagian warganya adalah buruh jadi kalo siang semua warga lenyap... yang bersisa cuma ibuk-ibuknya...

besok adalah hari ketiga kalinya saya akan kesana, saya sudah menghubungi takmir masjid dengan memperkenalkan diri sebagai mares lewat SMS and... the answer is"iya mas... besok jam 4" yah... mungkin namaku cukup maskulin sehingga disangka mas-mas...

mari charger malam ini dengan semangat supaya besok bisa kita lalui dengan penuh tenaga.... :)
Posted by macippa On 03.16
iseng-iseng mari belajar ayat Allah, well karena saat ini sedang dalam masa bulan puasa maka mari kita simak ayat Allah mengenai kewajiban berpuasa...


{183} يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

{184} أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebaikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

{185} شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

{186} وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah) Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Selasa, 16 Juli 2013

Posted by macippa On 19.06
Industri perbankan syariah kini memasuki era baru. UU Perbankan Syariah (UU PS) yang memuat 70 pasal, resmi disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat pada 17 Juni 2008 dan ditandatangani oleh pemerintah sekitar pertengahan Juli. Dukungan regulasi ini dicandera (baca: diprediksi) akan memberi dampak positif bagi perbankan syariah nasional. Perkembangan pesat perbankan syariah selama ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan regulasi. Kehadiran bank syariah pertama pada 1992, Bank Muamalat, terjadi berkat dukungan UU No. 7/1992. Perkembangan perbankan syariah secara pesat sejak 1999 juga merupakan hasil dari dukungan regulasi yang memadai yaitu UU No. 10/1998 dan UU No. 23/1999 yang kemudian diperkuat oleh UU No. 3/2004.

Bagaimanakah fakta empiris yang terjadi pada industri perbankan syariah pasca terbitnya Undang-Undang No 21 ini? Memang ada pandangan optimis dan pesimis. Namun itu secara mutlak terjawab oleh fakta. Faktanya jika melihat indikator perkembangan aset perbankan syariah, misalnya, memang terjadi kenaikan aset month to month. Rata-rata kenaikan adalah 0,04 hingga 0,05% per bulan. Jika diasumsikan kenaikan tersebut adalah konstan dan tidak terjadi akselerasi yang signifikan, maka hasil simulasi menunjukkan bahwa bank syariah butuh waktu sekitar 2000 bulan lagi untuk mencapai 100% share perbankan syariah Indonesia (100/0,05) atau setara dengan lebih kurang 144 tahun. Sebuah masa yang masih amat panjang dan berliku. Belum lagi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang kemudian menghambat perkembangan perbankan syariah. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh stakeholder dan kalangan perbankan syariah Indonesia di masa mendatang.


Murabahah 59 Persen
Masalah dominasi pembiayaan nonbagi hasil harus mendapat perhatian yang serius karena masalah ini akan mendatangkan reputation risk sebagai akibat label syariah yang menempel pada lembaga keuangan ini. Masalah ini memang bukanlah masalah yang sifatnya esensial (ushul), namun sifatnya cabang (furu’), karena pembiayaan bagi hasil dan nonbagi hasil sama-sama diperbolehkan secara syariah. Akan tetapi sebagian pakar berpendapat bahwa pembiayaan nonbagi hasil, khususnya murabahah, merupakan bentuk pembiayaan sekunder yang mestinya dipergunakan sementara saja pada masa awal pertumbuhan sebelum bisa menggunakan pembiayaan bagi hasil. Selain itu, pandangan mainstream berpendapat bahwa bentuk pembiayaan bagi hasillah yang menceminkan the real islamic bank. Faktanya, hingga sekitar Bulan September 2008 ini, data menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah masih mendominasi yakni sekitar 59 persen. Bandingkan dengan pembiayaan bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) yang hanya berangka 36 persen yang semestinya menjadi nature perbankan syariah Indonesia, bank bagi hasil.

Bunga Syariah
SBI Syariah telah diterbitkan pada akhir triwulan I 2008 atau pada Bulan April lalu. Ini merupakan salah satu instrumen likuiditas yang dimiliki perbankan syariah Indonesia. Sebagian pihak –khususnya kalangan praktisi industri perbankan akan berucap syukur atas lahirnya ketentuan baru ini. Namun sesungguhnya adanya SBI Syariah merupakan awal ketidakmampuan bank syariah dalam menyalurkan pembiayaan. Tidak ada alasan yang tepat dikeluarkannya SBI Syariah, sebab dengan adanya SBI Syariah akan mengurangi citra bank syariah yang selama ini konsen dalam pembiayaan ke sektor riil. Selama ini apa yang dilakukan oleh bank syariah sudah tepat di mana dalam menyalurkan pembiayaan (FDR) bank syariah sudah mencapai 100 persen lebih. Jika yang dipermasalahkan adalah resiko manajemen dalam pembiayaan ketika terjadi kredit macet (NPF) yang menjadi solusi bukan harus diterbitkannya SBI Syariah, akan tetapi sejauhmana bank syariah mau membenahi masalah marketing dan remidial. Meskipun memang ada ketentuan yang harus dimiliki oleh bank syariah yang menaruh dananya di SBI Syariah yaitu harus memiliki FDR sebesar 80%. Jangan-jangan penyakit “playing safe” bank konvensional juga ikut menular kepada para eksekutor di industri perbankan syariah.

Kita pahami secara gamblang bahwa salah satu perbedaan mendasar antara moneter syariah dan konvensional adalah terletak pada penggunaan instrumen moneternya yakni yang pertama dengan fasilitas bunga yang direpresentasi dengan SBI dan yang lainnya adalah bagi hasil. Dalam instrumen yang dipakai perbankan syariah dikenal dengan SWBI atau Sertifikat Wadiah Bank Indonesia. Ini semacam SBI-nya bank syariah. Dengan SWBI yang rendah, maka perbankan syariah cenderung enggan menyimpan dalam bentuk fasilitas tersebut. Sehingga dampak positifnya, dana yang ada akan lebih dipilih untuk dilemparkan ke sektor rill yang membutuhkan. Tidak seperti perilaku bank konvensional yang akan dengan enaknya menerima ‘bonus’ sekitar 8 hingga 9 persen per tahun dengan hanya ongkang kaki sekalipun. Efek buruknya tentu saja dana tidak mengalir ke para debitur kecil. Namun setelah SBI Syariah lahir, maka hampir tidak ada bedanya antara perbankan “hijau” dan ‘hitam’. Keduanya sama-sama tidak pro sektor riil. Bank syariah kemudian tidak punya ‘genuine’ dan cenderung hanya ‘mirroring’ belaka. Menurut penulis, hal ini adalah indikasi kurang baik dari sustainabilitas perbankan syariah Indonesia. Sehingga patut dipertanyakan, apakah hal ini adalah bentuk kekhawatiran bank konvensional ataukah malah kemanjaan bank syariah saja, yang seolah-olah sudah letih melempar dana ke masyarakat dan ingin ikut-ikut duduk di kursi empuk sambil menunggu duit turun dari langit?

Ada beberapa implikasi negatif yang akan timbul. Pertama tentu saja FDR atau rasio dana yang diberikan kepada masyarakat yang tunamodal akan semakin turun dan susut, meski tidak akan secara langsung. Hal ini sangat dapat dipahami karena dengan iming-iming bonus (skim jualah) yang tinggi –sekitar 9 persen yang sama dengan nilai SBI- industri perbankan syariah seperti dihadapkan dengan hidangan yang super lezat tatkala sedang berpuasa. Tentu saja, yang keimanannya lemah akan dengan serta-merta melahap santapan di depannya tanpa perlu memikirkan ulang apakah hal itu baik baginya atau tidak. Dampak lain yang tidak kalah bahaya dan memiliki time lag yang cukup panjang adalah bank syariah bisa jadi akan kehilangan identitasnya. Nature atau genuinenya sudah sirna termakan pragmatisme. Atau mungkin juga ini adalah ‘trap’ yang dengan sengaja dipasang oleh pihak yang tidak senang dengan perkembangan alamiah bank syariah yang bombastis, dan sayangnya kita terperangkap dan terkena jeratnya. Semestinya yang lebih layak untuk dipikirkan untuk dijadikan solusi bukan SBI, akan tapi instrumen likuiditas lain seperti sukuk atau yang lainnya.

Kapitalisme Religius
Secara garis besar ada tiga pilar sistem moneter yang membedakan satu dengan lainnya, yaitu sistem uang, sistem perbankan, dan sistem operasi keuangannya. Dalam sistem keuangan ganda yang ada saat ini, hanya konsep bagi hasil saja yang menjadi pembeda antara sistem moneter konvensional dan sistem moneter Islam. Sistem moneter Islam dalam sistem keuangan ganda masih menggunakan uang fiat konvensional dan masih menerapkan fractional reserve banking system. Artinya, jika diibaratkan maka ke-Islaman bank syariah yang saat ini menjadi topik yang kita perbincangkan hanyalah sepertiga atau kira-kira sekitar 30-an persen dari 100% idealnya. Ditambah lagi dengan porsi bagi hasil yang juga terbilang rendah. Sehingga jika dikalkulasi akan menjadi hanya 20% saja bagian murni Islam dan 80% lainnya adalah masih dalam keadaan kafir (baca: belum mencapai ideal Islam). Sehingga pantas apabila tidak sedikit pakar ekonomi Islam yang juga mengharamkan bank Islam. Diantaranya adalah sebagian mazhab pemikiran alternatif-kritis.

Pro Rakyat Kecil?
Jika ada pertanyaan apakah bank syariah pro rakyat kecil, maka jawabannya adalah bahwa pada praktiknya saat ini bisa ya namun bisa juga tidak. Sektor pertanian, yang saat ini dapat menjadi penyumbang pertumbuhan PDB terbesar, bukan hanya mengalami penurunan pangsa pada pembiayaan syariah, tetapi juga mengalami penurunan outstanding dari tahun ke tahun dibandingkan tahun 2004. Sektor pertanian hanya berpangsa 2,54% dari total pembiayaan yang diberikan perbankan syariah pada triwulan III-2007. Padahal pada 2004, sektor pertanian, sempat mendapatkan 7,59% dari pangsa pembiayaan Syariah. Barulah pada akhir 2007, porsi pembiayaan syariah untuk pertanian kembali menunjukkan tren positif yang ditandai kenaikan, baik outstanding maupun sharenya.

Sementara itu, di sisi perbankan konvensional masih lebih baik dari perbankan syariah dari hal penyaluran kredit ke sektor pertanian. Outstanding kredit yang diberikan perbankan komersial nasional dari tahun ke tahun mengalami kenaikan. Pada tahun 2002 yang hanya tercatat Rp 22,7 triliyun naik menjadi Rp 33,1 triliyun pada 2004, dan mencapai Rp 56,9 triliyun pada akhir 2007. Meskipun demikian, porsi persentase kredit sektor pertanian dari keseluruhan kredit yang dikucurkan perbankan nasional masih berada pada kisaran 5 hingga 6 persen setiap tahunnya.

Selain itu, inti bagian ini juga ingin menjelaskan bahwa pada fakta empiris di lapangan, ternyata bank syariah masih ‘pelit’ kepada para petani yang notabene adalah kaum lemah pedesaan yang mayoritas. Sektor pertanian yang adalah penyumbang PDB yang cukup besar, penyerap tenaga kerja yang baik dan menjadi sumber produksi dan ketahanan pangan Indonesia ternyata masih ‘unbankable’ bagi perbankan khususnya bank syariah. Dan oleh karenanya, patutlah kita pertanyakan kembali: patutkah jargon bank syariah yang pro-poor dan pro sektor riil itu? Nampaknya, masih sangat banyak tugas rumah kita.

Social Multiplier Effect
Masukan lain yang layak dilayangkan kepada entitas ekonomi Islam dan para penggiatnya, terutama industri perbankan syariah Indonesia adalah sudahkah industri keuangan syariah dari mulai bank, asuransi, pasar modal, dan industri keuangan lain mampu dan lihai dalam ’memberantas’ kemiskinan dan pengangguran? Apakah perkembangan dan booming ekonomi syariah berkorelasi positif dengan pemusnahan ketimpangan sosial pada masyarakat? Data yang ada memaparkan dengan baik kepada kita bahwa ternyata angka kemiskinan dan pengangguran tetap saja tinggi bahkan naik. Semestinya rumus yang berlaku adalah setiap kenaikan share 0,1% perbankan syariah, misalnya, mampu mengurangi angka kemiskinan sebesar sekian juta atau sekian persen dari yang ada. Namun lagi-lagi, sayangnya hal itu hanyalah keinginan belaka. Angka kemiskinan masih tetap tinggi yakni sekitar 39 juta jiwa. Begitu juga pengangguran yang tidak kurang dari 12 juta jiwa.

Benang merah yang disampaikan dalam bagian ini adalah, selayaknya ekonomi Islam di Indonesia mampu menjawab dengan benar tantangan yang diberikan oleh perekonomian modern: ketimpangan sosial. Bank syariah kemudian dapat memberi efek multiplier sosial yang positif, dan bukan malah ikut menyumbang masalah. Jika saat ini ternyata hasilnya belum mencapai yang ideal, seyogianya kita mengevaluasi diri dan menghisab pribadi, adakah jalan yang ditempuh dan instrumen yang digunakan salah? Perbankan syariah Indonesia harus secara cermat mengenal diri untuk kemudian melakukan koreksi andai ada hal yang tidak sesuai dengan yang digariskan syariat.

Kesimpulan
Perkembangan industri perbankan syariah Indonesia ternyata sangat tergantung pada ada tidaknya dukungan dan political will dari pihak penguasa. Regulasi menjadi sesuatu yang niscaya. Undang-undang tahun 1992 dan 1998 menjadi bukti bahwa setelah kedua UU itu keluar, perkembangan yang pesat pada industri perbankan terjadi. Itu pula yang diharapkan dari terbitnya UU No. 21 tahun 2008 ini. Dengan dukungan dan kekuatan hukum yang jelas dan mendukung, diharapkan akan menjadi daya ‘push’ yang kuat bagi akselerasi perkembangan industri keuangan syariah.

Jika mencermati isi yang tersurat dalam UU, kita patut berdecak optimis. Pasal-pasal yang disepakati sudah ‘on the track’ dan benar. Meskipun ada sebagian kecil yang masih kurang ideal. Implikasi yang kemudian akan terjadi diprediksi positif akan mampu mengakselerasi secara cepat perkembangan perbankan syariah. Namun meskipun demikian, dampak jangka pendek masih tidak terlalu signifikan terasa. Pertumbuhan share masih berkisar 0,05% tiap bulan. Masih sangat kecil dari yang diharapkan. Target 5 persen pada akhir 2008 pun rasanya akan sangat sulit tercapai kecuali menunggu mukjizat di akhir tahun dengan misalnya pendirian bank umum syariah baru.

Dalam perkembangannya hingga kini, industri perbankan syariah di Indonesia masih terlalu bersifat pragmatis dibanding memilih untuk berdiri pada “ashoolah” (karakter asli) yang dimilikinya. Perbankan syariah Indonesia seiring berjalannya waktu, menjadi kian ‘liberal’ dari yang sebelumnya. Hampir mirip dengan yang terjadi di Malaysia. Misalnya dapat dilihat dari penggunaan instrumen dan produk yang ‘dipaksakan’, seperti: SBI Syariah untuk instrumen likuiditas, produk kartu kredit, atau produk lainnya. Jika diluar term perbankan, di sana ada pula pasar modal/uang syariah yang juga terlalu ‘ikut pasar’ dan kurang pas dengan nature Islam.

Di sisi lain yang juga cukup penting, ternyata eksistensi ekonomi dan keuangan syariah sampai saat ini, kurang begitu memiliki dampak signifikan terhadap penyelesaian masalah ketimpangan sosial termasuk pengurangan angka kemiskinan dan pengangguran. Share perbankan syariah yang kian bertambah tidak diiringi dengan pengurangan jumlah orang miskin dan menganggur di Indonesia. Hal ini tentunya menjadi pertanyaan besar bagi siapa saja yang mendeklarasikan diri menjadi pengusung ekonomi berbasis keadilan ini.

Selain itu, ada beberapa rekomendasi yang penulis berikan dalam rangka pengembangan bank syariah yang alamiah ke depan. Terutama pasca keluarnya UU 21 tahun 2008 ini, yakni:
Pertama, meski UU sudah ada pada posisinya yang benar, bukan berarti bank syariah sudah pada letaknya yang ideal pula. Beberapa fakta yang terjadi, masih ada hal-hal yang harus diperbaiki dan diamati ulang, umpamanya: masalah porsi pembiayaan yang terlalu kental dengan nonbagi hasil, penggunaan instrumen likuiditas SBI Syariah, kartu kredit syariah, dan lain sebagainya. Perlu kiranya kajian yang lebih mendalam yang bersifat empiris kuantitatif umpamanya, tentang dampak yang ditimbulkan instrumen-instrumen tersebut.

Kedua, purifikasi terhadap pelaksanaan praktek perbankan syariah merupakan agenda utama yang harus terus mendapat perhatian, karena dengan adanya proses purifikasi ini perbankan syariah diarahkan untuk terus memperbaiki praktek-prakteknya untuk meningkatkan kemurniannya terhadap prinsip-prinsip syariah yang harus dipegang teguh (syaria compliance). Tidak kemudian malah hanya ‘mirroring’ dan tidak memunculkan karakteristik genuinenya. Hanya dengan alasan hendak mencapai target pangsa pasar tertentu kemudian meninggalkan orisinalitas yang dimilikinya.

Last but not least, hendaknya perbankan syariah tidak menggunakan ‘segala macam cara’ dalam mencapai tujuan. Perbankan syariah juga harus sudah mulai memikirkan cara bagaimana menjadi solusi atas ketidakberdayaan masyarakat kecil. Sehingga benar-benar menjadi bank yang ‘santun’, tidak kehilangan sisi sosial dan juga berprofit tinggi. Green Banking.

SUMBER

Rabu, 10 Juli 2013

Posted by macippa On 18.44
Bedakah GDP nominal dan GDP rill ? apakah beda cara mencarinya ?

GDP nominal mengukur nilai output selama tahun tertentu menggunakan harga yang berlaku selama tahun itu. Seiring waktu, tingkat umum harga naik karena inflasi, yang menyebabkan peningkatan GDP nominal bahkan jika volume barang dan jasa yang dihasilkan tidak berubah.
GDP rill mengukur nilai output dalam dua tahun atau lebih yang berbeda dengan menilai barang dan jasa disesuaikan dengan inflasi. Sebagai contoh, jika kedua yang “GDP nominal” dan tingkat harga dua kali lipat antara tahun 1995 dan 2005, “GDP riil” akan tetap sama. Untuk tahun ke tahun pertumbuhan PDB, “GDP riil” biasanya digunakan sebagai memberikan pandangan yang lebih akurat ekonomi.

“ GDP nominal “ dihitung dengan mengalikan jumlah output dengan harga pasar output (atau GDP nominal = P x Q).
Contohnya : pada tahun 2001 output negara tidak berubah, namun terjadi inflasi sebesar 10% sehingga harga produk A, B, dan C masing-masing naik sebesar 10%. Maka perhitungan GDP secara nominal untuk tahun 2001 nya adalah :

A = 1000 unit x $110 = $110.000
B = 2000 unit x $220 = $440.000
C = 3000 unit x $110 = $330.000 +
Total GDP $880.000
Total GDP $880.000
Melalui perhitungan GDP nominal, perbandingan antara tahun 2000 dan 2001 menunjukkan adanya pertumbuhan GDP sebesar 10%. Namun perlu diperhatikan bahwa output tidak berubah (yaitu unit output tetap sama dengan tahun sebelumnya). Pertumbuhan GDP sebesar 10% terjadi karena ada inflasi (kenaikan harga), bukan karena ada peningkatan jumlah output. Oleh karena itu, perhitungan GDP secara nominal dapat menimbulkan kesalahan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi (GDP) suatu negara.
“ GDP riil “ menghitung GDP dengan mengalikan jumlah output dengan harga yang konstan, artinya tidak menggunakan harga pasar yang berlaku pada tahun tersebut. Harga konstan ini dapat ditentukan dengan menggunakan satu tahun dasar yang mana harganya dijadikan acuan.
Contoh : diasumsikan harga berdasarkan tahun dasar 2000. Maka selanjutnya kita perlu menghitung deflator harga untuk 2001, yaitu :
Deflator harga 2001 = GDP nominal / GDP riil (Q)
= 880.000 / 800.000
= 1,1

Setelah diketahui deflator harga tahun 2001, maka GDP riil dapat diketahui sebagai berikut :
GDP riil 2001 = GDP nominal 2001 / Deflator harga 2001
= $880.000 / 1,1
= $800.000

Sehingga diketahui bahwa GDP riil pada tahun 2001 ternyata sama dengan GDP tahun sebelumnya, artinya tidak ada pertumbuhan output. Negara-negara umumnya mengacu pada GDP riil ketika mereka menghitung dan mempublikasikan angka GDP-nya.
Pada perhitungan GDP, dapat juga ditemui terjadi pertumbuhan baik pada perhitungan GDP riil maupun nominal, namun GDP nominal tumbuh lebih banyak. Hal ini mengimplikasikan bahwa output nasional memang meningkat, namun disertai pula dengan inflasi.
Posted by macippa On 16.34


hari puasa pertama dan kedua saya sering cegukan lama banget, sampe perut sakit... akhirnya saya mencari solusi iseng2 saya publish di blog, chek this out.... :)

Penyabab dan Cara Cepat Atasi Cegukan - Apakah sobat pernah mengalami cegukan...??? Apa sih penyebab cegukan dan bagaimana cara mengatasi cegukan. Cegukan atau hiccup yang istilah medisnya singultus adalah kontraksi tiba-tiba yang tak disengaja pada diafragma, umumnya terjadi berulang-ulang setiap menitnya. Bila berlangsung sebentar saja, maka cegukan bukanlah masalah. Tetapi ternyata gejala ini dapat berlangsung lama, sehingga bisa menyebabkan insomnia, kelelahan, bahkan depresi bagi yang mengalaminya. Cegukan terlama tercatat di The Guinness World Records dipegang oleh Charles Osborne (1894-1991) dari Anthon, Iowa, Amerika Serikat. Cegukan tersebut dimulai pada tahun 1922 dengan frekuensi 40 kali per menit, melambat menjadi 20 kali, dan akhirnya berhenti pada bulan Februari 1990, dengan total waktu selama 68 tahun, ckckckc..bayangkan ...!

Penyebab cegukan
Penyebab dari cegukan ringan adalah: Penyebab paling sering pada kategori ini karena adanya regangan pada lambung. Selain itu, juga karena perubahan cuaca mendadak (misalnya dari dingin ke panas atau sebaliknya), makan tergesa-gesa, makan makanan yang terlalu panas atau dingin, meminum minuman beralkohol atau berkarbonasi, merokok terlalu banyak, atau mengalami stress.
Cegukan yang bersifat tetap/ permenen adalah : adanya gangguan di otak (misalnya gejala tumor di batang otak), gejala stroke (pada penderita stroke sering timbul cegukan), infeksi infeksi di susunan saraf pusat (otak), adanya herpes di dada sehingga mengganggu saraf tepi, selain itu juga karena gangguan metabolic seperti pada penderita diabetes, atau penderita kelainan ginjal karena uremia. Juga karena gangguan elektrolit (kurang kalium), termasuk pengaruh obat-obatan seperti steroid atau obat tidur.

Cara cepat mengatasi cegukan
Cara mudah menyembuhkan cegukan adalah menahan napas, minum segelas air dingin, atau makan sesendok gula.
Dengan meletakkan kantong kertas di depan mulut dan mencoba bernapas dari kantong kertas itu selama beberapa menit.
Dengan menahan napas selama mungkin, lalu menelan ketika cegukan dirasakan akan datang.
Dengan menahan napas selama mungkin kemudian keluarkan dan tahan selama mungkin. Atau dengan menahan napas dengan kepala tengadah.
Tidur berbaring dengan kedua lutut ditekuk ke arah perut. Lakukan beberapa saat hingga cegukan hilang.
Membungkuk sampai jari tangan dapat menyentuh ibu jari kaki selama 60 menit.
Dengan memegang lidah dengan jempol dan jari telunjuk kemudian tariklah ke depan secara perlahan.

Bila cegukan tidak hilang juga dalam beberapa jam atau bahkan hari, maka pertolongan medis seperti penggunaan obat-obatan sudah diperlukan. Beberapa obat yang dapat digunakan untuk menghilangkan cegukan diantaranya adalah chlorpromazin, metoclopramid, antikonvulsan (fenitoin, asam valproat, carbamazepin) atau dengan langsung berkonsultasi ke dokter.

Selasa, 09 Juli 2013

Posted by macippa On 15.33
Bentuk usaha produksi Handy craft dengan nama Edelweiss accessories rajut berbasis sosioentrepreneurship,dengan motif yang unik yaitu perpaduan warna yang menciptakan daya tarik cocok untuk kebutuhan konsumen saat ini yang banyak mencari kebutuhan aksesoris simple, menarik, unik dan menjadi icon style mahasiswi dan remaja.
Di masa sekarang ini sangat jarang ada anak muda yang mempunyai kemampuan merajut, terlebih lagi kesan rajutan yang tertanam dalam pola pikir anak-anak muda jaman sekarang adalah hal-hal yang berbau orang tua. Kami juga melihat bahwa minat konsumen dalam hal-hal aksesoris semakin meningkat bersamaan dengan semakin majunya bidang fashion. Sehingga ini merupakan kesempatan yang baik untuk memperkenalkan seni rajut yang eksklusif yang dapat kami aplikasikan menjadi aksesoris-aksesoris yang menarik, yang dapat memenuhi kebutuhan pasar. Kami ingin merubah pola pikir anak-anak muda jaman sekarang mengenai rajut yang berbau orang tua menjadi seni rajut yang unik, eksklusif dan terjangkau. Produk kami adalah produk handmade, setiap model aksesoris dibuat oleh desainer yang kreatif sehingga dapat menghasilkan produk yang eksklusif dan berkualitas. Dikarenakan produk kami ini adalah produk handmade, kami dapat mengajak dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat luas. Aksesoris rajut dengan model unik, buatan tangan. Dengan mengkombinasikan warna dalam satu model menciptakan inovasi style baru yang elegan dan diminati remaja. Dengan menggunakan bahan yang berkualitas sehingga keawetan dapat dijamin,

saya masih kekurangan SDM dalam produksi ini... dengan demikian melalui blog ini mudah2an ada yang mau bergabung bersama-sama mewujudkan sosioentrepreneurship lewat benang rajut. aamiin.
Posted by macippa On 15.27
Hampir tiga minggu saya terjun bersama dengan keluarga baru (sebut saja namanya DD), banyak hal yang saya pelajari mengenai hidup ini. Disini saya belajar bagaimana caranya menjadi orang yang membumi…. Membuka mata bahwa banyak hal yang saya miliki dibanding mustahik-mustahik disana. saya mestinya bersyukur… atas nikmat yang selama ini saya rasakan.
Minggu pertama saya masuk masih berkutat tentang materikulasi dompet dhuafa dan persiapan tarhib ramadhan, alhamdulillah tarhib ramadhan DD yang kita bilang sederhana ditiru oleh DD sumatra barat.
Minggu kedua masuk pada persiapan program kerja dompet dhuafa BBm,,,,benah bersih Mushola. Dan training mengenai materi seputar Fundraising dan tim event.
Masuk dalam mingguy ketiga,,, meskipun sudah dua minggu kamik mmasuk dompet dhuafa, kami baru menandatangani surat kontrak hari itu… 5 juni 2013 (akhirnya kami terpilih dengan resmi menjadi relawan di lembaga amil zakat tersebut) alhamdulillah.masuk pada sesi menjalankan program kerja dompet dhuafa yang pertama yaitu BBm hehe… alhamdulillah program ini berjalan dengan lancar dan mendapatkan respon positif dari masyarakat setempat ketika kami memaparkan akan dilaksanakan program selanjutnya di mushola mereka, warga menyatakan bahwa mereka sangat membutuhkan program tersebut sehingga bisa dikatakan bahwa program ini tepat sasaran. Alhamdulillah.
Banyak hal yang kami peroleh, ilmu, pengalaman baru, keluarga baru, cara pandang baru, ,tuntuntan profesional baru. Padahal ini baru mulai 3 hari, sebentar lagi akan menyusur mustahik di kota semarang.  semoga langkah saya dan teman-teman selalu di beri kelancaran dan keberkahan hasil. Aamiin.

Minggu, 07 Juli 2013

Posted by macippa On 17.37
rasanya kalau flash back ke masa lalu, banyak sekali waktu yang hilang tersia-siakan begitu saja. Banyak aktifitas yang kurang bermanfaat yang aku lakukan. Kurang memaksa diri untuk bersegera melakukan kebaikan. Dan kalau aku tetap seperti ini, ya sampai kapanpun nasibku tidak akan berubah. Allah sendiri sudah mewarning dalam surat Ar-Ra’d ayat 11 :

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan[768] yang ada pada diri mereka sendiri.

[768] Tuhan tidak akan merobah keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka.

Ok, Its time to change everything to be better than yesterday. Untuk hari ini dan seterusnya, Ya Allah bantu hambamu ini untuk bisa :

1. Tilawah 1/4 juz ba’da sholat fardhu (1/2 Juz ketika puasa)
2. Tepat waktu untuk sholat jama’ah (harus sempat sholat qobliyah & ba’diyah)
3. Murojaah 1/4 juz setiap hari
4. Menulis artikel di blog setiap hari
5. Membaca buku (Prophetic Parenting) 10 halaman setiap hari
6. Tahajud 4 Rokaat + Witir 3 Rokaat setiap hari
7. Dhuha 4 Rokaat setiap hari
8. Belajar hal baru setiap hari
9. SMS temen 3 orang setiap hari
10. Nambah hafalan 1 ayat setiap hari
11. Wajib liqo’ seminggu sekali
12. Shilaturrohim ke ummahat/guru/dosen 1 bulan sekali
13. Wajib Infaq 1 bulan sekali

Sulit? Memang, tapi bisa, asal mau memaksakan diri. Toh banyak waktu luang yang aku miliki.

Bismillah…..

(Allahumma Iyyaaka Na’budu Wa Iyyaaka Nasta’in….)

SUMBER
Posted by macippa On 00.13
Setiap orang memiliki tingkat kedewasaan yang berbeda dengan indikator yang berbeda pula. Berikut beberapa indikator untuk melihat sejauh mana tingkat kedewasaan kamu :

1. Tingkat kedewasaan yang tinggi.
Indikatornya : (1) Memiliki tujuan hidup yang realistik, (2) Mampu mengembangkan persepsi yang positif terhadap orang lain dan mencoba berintegrasi dengan keluarga sendiri secara mandiri, (3) mengembangkan kemampuan untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapatnya sendiri, (4) mampu membangun hubungan dengan beberapa orang dewasa lainnya dalam masyarakat, (5) ikut berpartisipasi dengan orang dewasa dalm kegiatan kemasyarakatan, (6) mampu menerima konsekuensi/akibat dari kesalaham tanpa mengeluh dan mencari kambing hitam, (7) mampu memilih pekerjaan dan menentukan target sendiri tanpa bantuan orang lain, (8) mampu menghadapi kegagalan dengan sikap rasional dan berupaya mengatasinya secara baik.

2. Tingkat kedewasaan yang sedang.
Indikatornya : (1) ego-nya masih dipengaruhi orang dewasa lainnya atau oleh figur yang tidak nyata, (2) sikapnya belum ajeg antara alam dewasa dengan alam kanak-kanak, (3) memerlukan motivasi orang lain untuk melaksanakan pekerjaan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang sulit yang memungkinkan gagal di tengah jalan, (4) cenderung tidak menerima nasihat orang lain dalam hal penggunaan materi untuk kebutuhan dirinya sendiri, (5) mudah mengurungkan niat untuk melakukan hal yang telah direncanakannya, apalagi bila situasi dan kondisi membuat hatinya tidak senang.

3. Tingkat kedewasaan yang rendah.
Indikatornya : (1) ego-nya masih dalam kendali orang tua atau orang dewasa lainnya, (2) menghabiskan waktu senggangnya dengan orang tua, (3) menerima otoritas orang dewasa lainnya dalam melaksanakan tugas-tugas, (4) selalu ingin ditemani keluarga bila bepergian jauh, (5) bersifat pemalu, (6) tidak mampu menjadi manusia yang mandiri dalam kehidupan bermasyarakat, (7) mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang dewasa lainnya akibat kesulitan memahami berbagai konsep dan paradigma yang berkembang di antara mereka.

Setelah membaca indikator-indikator diatas, masuk dalam katagori apakah kamu? Semoga kamu bisa menjadi seseorang yang lebih baik dan baik lagi dari apa yang telah orang lain pikirkan tentang anda.


SUMBER

Sabtu, 06 Juli 2013

Posted by macippa On 10.17
Ikatan anak dan ibu itu sangat kuat, sering muncul perasaan yang sama ketika satu sama lain merindu dalam momentum yang sama….
Perasaan tidak bisa dibohongi, ketika kita tak mampu menyampaikan, Allah yang maha tau apa yang ada di dalam hati kitalah yang menyampaikan kepadanya. sering suatu ketika kita merindukan ibu nun jauh disana, dan beberapa saat kita membuka HP ternyata baru saja ada 1 panggilan tak terjawab dari ibu kita?
apa yang terjadi pada orang tua kita, kita tidak tau, Mungkin ia sedang kesusahan. Namun ia tak pernah mau kita tau akan kesusahan itu. Seberat dan sesakit apapun penderitaan yang orang tua kita rasakan ia selalu ingin terlihat kuat.