Selasa, 25 Juni 2013

Posted by macippa On 05.36
Memantaskan Diri

Selanjutnya, saya akan menyampaikan satu kisah nyata. Tentang Dee. Ketika dipertemukan dengan beberapa pilihan, Dee sempat bingung. Urusan jodoh nih! Siapapun pasti menginginkan jodoh yang baik, termasuk Dee. Terus apa yang ia lakukan?

Pertama, ia lapor dulu (baca: memohon) kepada Yang Maha Menilai. Kedua, karena menginginkan jodoh yang lebih baik, maka ia pun mulai memperbaiki dirinya. Inilah yang di sebut memantaskan diri. Yah, bukan sekadar memantaskan diri. Tapi, memantaskan diri di hadapan Yang Maha Menilai. Maka :
Ibadah A ia tingkatkan
Ibadah B ia lipatgandakan
Ibadah C ia rutinkan (sebelumnya, jarang-jarang)
Ibadah D ia rutinkan (sebelumnya, hampir-hampir tidak pernah)
Alhamdulillah, puji Tuhan, hanya dalam waktu beberapa bulan setelah meningkatkan ibadah, ia bertemu dan saling tertarik dengan seorang gadis yang sudah bertahun-tahun melakukan dan meningkatkan:
Ibadah A
Ibadah B
Ibadah C
Ibadah D

Bukankah Dia telah berjanji, “Yang baik-baik adalah untuk yang baik-baik. Dan begitu juga sebaliknya.” Kurang lebih, yah begitu (QS 24 : 26). Jadi, kalau Anda menginginkan pasangan yang lebih baik? Yah, perbaiki diri, pantaskan diri. Dengan demikian, mudah-mudahan Dia akan mempertamukan Anda dengan seseorang yang pantas untuk Anda. Sejenak,coba deh Anda tanya-tanya pada diri Anda sendiri:

Sering kali, kita menginginkan jodoh yang lebih baik, tapi sayangnya, kita sendiri malas memperbaiki diri. Kita sendiri malas memperbaiki diri. Lha, apa mungkin kita mendapatkan jodoh yang lebih baik? Sepertinya sih,kecil kemungkinannya.

Atau begini. Bukan mustahil,jodoh kita itu nilainya 8. Namun, kita itu nilainya masih 6. Bisa jadi,karena itulah, Dia belum mempertemukan kita dengan jodoh kita. Yah, belum pantas menurut-Nya.
Sebenarnya,ini bukan semata-mata urusan jodoh.Ini juga berlaku untuk urusan keturunan, pergaulan, mitra usaha, dan lain-lain.
Mau keturunan yang baik-baik?
Mau pergaulan yang baik-baik?
Mau mitra usaha yang baik-baik?
Yah, perbaiki diri terlebih dahulu.
Jadi, kata kuncinya adalah perbaiki diri, pantaskan diri, luruskan niat hanya untuk-Nya,dan berbaik-sangka kepada-Nya.
Kembali ke Dee. Tidak ketinggalan, Dee juga menggabungkan adab do’a dan LOA (Law of Atraction), agar impian bertemu jodohnya itu terwujud dalam waktu yang jauh lebih cepat.
Ia membayangkan, berpura-pura seolah-olah itu sedang terjadi (LOA), dan terus sampai itu benar-benar terjadi. Ini dia konkretkan dengan membuat undangan akad nikah pada template SMS, membeli ranjang ukuran double, mempercantik taman di rumah, dan lain-lain. (Pst, padahal waktu itu ia belum tahu siapa gadis itu!)
Ia menetapkan kapan impian itu akan terjadi dan memperjelas semuanya. Ini dia konkretkan dengan memohon kepada Yang Maha Kuasa agar bertemu dengan jodohnya pada bulan X dan menikah pada bulan Y.
Alhamdulillah, puji Tuhan, dalam waktu singkat, dalam waktu kurang dari 6 bulan, pertemuan pada bulan X dan pernikahan pada bulan Y itu benar-benar terjadi!

Orang-orang sering bilang, “Jodoh itu di Tangan Tuhan.”Sambil bergurau,saya balas, “Itu betul. Dan jodoh itu akan tetap di Tangan Tuhan, selagi kita tidak berusaha mengambilnya.” Apa yang diajarkan oleh guru-guru saya,selain lebih membuka pintu rezeki, menikah itu akan menggembleng kita untuk lebih sabar, lebih bertanggung jawab, dan lebih mampu memimpin. Yah, mudah-mudahan.

(Oya, hampir kelupaan. Kebetulan, Dee itu adalah saya sendiri, Ippho Santosa)



sumber

0 komentar: